Sriyati telah mengabdikan diri selama 28 tahun di dunia pendidikan. Banyak suka dan duka dilalui sebelum kini dia menjabat sebagai Kepala UPT SMP Negeri 22 Bandar Lampung. Seperti apa? Berikut penuturannya kepada Media Merdeka.
Sriyati mengawali kisahnya bahwa dia menjadi guru sejak tahun 1995. Waktu itu, dia bertugas di SMPN 1 Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Dia mengabdikan diri selama 15 tahun di kabupaten yang kini dipimpin H. Nanang Ermanto tersebut.
“15 tahun saya mengajar di SMPN Tqnjung Bintang. Ada banyak kenangan di sana,” ucapnya saat ditemui diruangan kerjanya.
Lalu, Sriyati pindah ke Kota Bandar Lampung. Kepindahan itu berawal dari pengurusan hibahnsufat tanah orang tuanya, Hi. Djamhari (alm).
“Saat itu, posisi tanah masih ditempati SDN 1 Sukarame, Kota Bandar Lampung. Saya diminta orangtua untuk menghibahkan tanah tersebut ke SDN 1 Sukarame,” ujar Sriyati.
Nah, pada saat pengurusan hibah itu, Sriyati diminta pindah ke Bandar Lampung. Dia tidak langsung mengiyakan. Dia terlebih dahulu meminta pertimbangan saran dari keluarga.
“Karena saya menjadi guru di Lampung Selatan sudah 15 tahun, bertugas di SMPN 1 Tanjung Bintang. Akhirnya, saya pindah ke Bandar Lampung dan ditempatkan di SMPN 29 Bandar Lampung. Pada saat itu Kepala SMPN 29 Bandar Lampuing dijabat oleh Haris Susanto, S.Pd, MM,” ucapnya.
Kata Sriyati, Haris Susanto merupakan adik kandung Ibu Nurpuri, M.Pd., istri Wali Kota Bandar Lampung H. Edy Sutrisno, M.Pd. “Kini Pak Haris Susanto telah meninggal dunia,” katanya.
”Saat itu, saya menjadi guru dari tahun 2008 hingga tahun 2016. Pada tahun 2016 itu juga, saya dipercaya menjabat Kepala UPT SMPN 34 Bandar Lampung hingga tahun 2022,” lanjut Sriyati
Tak lama berselang, Sriyati kembali dimutasi menjadi Kepala UPT SMPN 22 Bandar Lampung.
“Tepat tanggal 3 Juni 2022, saya dimutasi menjadi Kepala UPT SMPN 22 Bandar Lampung hingga sekarang,” papar ibu tiga anak ini.
Berbagai penempatan telah dilalui. Begitu pula guru sebagai pendidik tak luput dari kerja kerasnya.
Tugas sebagai kepala sekolah (Kepsekk, kata Sriyati, harus dijalani dengan penuh amanah. Tugas yang diemban juga harus secara profesional.
“Walaupun saya kepsek, namun saya tetap menjaga karena para guru banyak yang secara umur lebih dewasa, selalu mengajak memajukan sekolah ini semaksimal mungkin,” paparnya.
“Sewaktu di sekolah gunakan waktu maksimal untuk berbuat, agar tidak menghambat kegiatan sekolah. Insyaallah uang (gaji) kita berkah,” tambah Sriyati.
Menurut dia, SMPN 22 Bandar Lampung saat ini sarana sudah cukup bagus, dan harus dijaga kelestariannya. “Kita akan memanfaatkan bangunan yang sudah cukup luar biasa ini,” ujarnya.
“Program lain, kita diharapkan untuk lebih produktif lagi dalam membina siswa sehingga kita optimalkan secara akademik dan non-akademik,” tuturnya lagi.
Ia berujar, sekolah itu dituntut untuk memberikan pendidikan yang layak, tempat, sarana yang layak untuk siswa. Jka itu sudah dipenuhi, maka proses kegiatan belajar mengajar akan baik.
Ia berharap pada pemerintah agar bisa merealisasikan apa yang dibutuhkan sekolah. Hal tersebut untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar. “Sekolah juga butuh bimbingan dan dukungan terus menerus dari pemerintah,” ujar dia memungkasi.(red)